Sekolah memiliki peran yang penting bagi
setiap individu untuk mendapatkan bekal berupa pendidikan dan pengetahuan.
Pendidikan adalah hal yang wajib yang harus di dapatkan oleh setiap anak di
Indonesia. Bagaimana tidak, pendidikan bisa dikatakan menjadi modal utama untuk
bisa menjalani kehidupan ini. Melalui sekolah, anak-anak Indonesia mendapatkan
pendidikan (formal) yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Seharusnya
pendidikan melalui bangku sekolah ini menjadi kebutuhan pokok yang wajib untuk
di penuhi setiap orang tua kepada anak dan menjadi tanggung jawab negara. Akan
tetapi, nyatanya masih banyak orang khususnya orang tua yang belum menyadari
sepenuhnya mengenai pentingnya sekolah dan pendidikan sehingga tingkat putus
sekolah di Indonesia masihlah sangat tinggi.
Indonesia menjadi salah satu negara
dengan nilai angka anak putus sekolah yang masih tinggi dibandingkan dengan
negara-negara lain. Dengan pendidikan seperti yang diketahui bahwa tingginya
angka anak putus sekolah di Indonesia bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang
mempengaruhi tingginya angka anak putus sekolah. Mari kita simak satu per satu
faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi masih tingginya angka anak putus
sekolah di negeri kita tercinta ini.
1.
Kurangnya
kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Faktor
pertama dan utama yang menjadi penyebab masih tingginya angka anak putus
sekolah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan anak-anak
mengenai pentingnya pendidikan di bangku sekolah. Banyak yang beranggapan bahwa
tujuan dari sekolah hanya sekedar untuk mendapatkan ijazah yang nantinya
digunakan sebagai sarana memperoleh pekerjaan. Padahal nyatanya tidak. Masih
banyak tujuan dan manfaat lainnya yang dapat kita peroleh melalui sekolah.
Seperti, membentuk karakter dan kepribadian yang baik, mendidik anak bukan
hanya agar cerdas melainkan berbudi pekerti yang baik.
2.
Fasilitas
yang kurang memadai
Faktor
lain yang juga menjadi alasan banyak anak yang putus sekolah ialah fasilitas
pendidikan dan sekolah yang belum cukup memadai. Seperti yang kita tahu bahwa
masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum lengkap fasilitas
pendidikannya. Untuk menjangkau sekolah pun masih susah karena akses jalan yang
sulit untuk dilalui. Atau tenaga pendidikan yang tidak mencukupi menjadi salah
satu indikator penyebab masih banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah.
3.
Kondisi
ekonomi keluarga yang kurang.
Faktor
ekonomi sepertinya menjadi indikator penting yang sering kali menjadi penyebab
mengapa banyak anak-anak yang putus sekolah. Dengan alasan ekonomi keluarga
yang kurang mencukupi menyebabkan anak enggan untuk meneruskan pendidikannya
dan lebih memilih untuk bekerja membantu perekonomian keluarga. Alasan ini
memang tidak dapat dipungkiri karena seperti yang sudah diketahui bahwa angka
kemiskinan di Indonesia cukup tinggi hal ini juga memberikan dampak yang tidak
baik terhadap masa depan pendidikan anak-anak.
4.
Pergaulan
yang negatif
Jika
anak menjadi malas untuk sekolah, maka orang tua perlu melihat dan meneliti
pergaulan sang anak. Mengapa? karena pergaulan juga bisa menjadi alasan atau
penyebab anak tidak mau melanjutkan pendidikannya. Pergaulan yang kurang baik
menjadikan anak malas untuk belajar dan sekolah.
5.
Latar
belakang pendidikan orang tua
Pendidikan
orang tua yang hanya tamat sekolah dasar apalagi tidak tamat sekolah dasar, hal
ini sangat berpengaruh terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan
anaknya, dan terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan
cara pandangan orang tua tentu tidak sejauh dan seluas orang tua yang
berpendidikan lebih tinggi.
6.
Kurangnya
minat anak untuk bersekolah
Yang
menyebabkan anak putus sekolah bukan hanya disebabkan oleh latar belakang
pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari
dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan
sekolah.
Anak
usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan
namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik terhadap
perkembangan pendidikan anak, sehingga minat anak untuk bersekolah kurang
mendapat perhatian sebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang
berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua
terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang terpelajar
sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah
sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.
Spesialisasi Pendidikan United Nation
Children’s Fund (Unicef), Suhaeni Kudus mengatakan jika permasalahan putus
sekolah yang dialami anak-anak Indonesia, 50% disebabkan oleh faktor ekonomi. Tingginya
tingkat putus sekolah di Indonesia membuat pemerintah Indonesia tidak tinggal
diam, tetapi mereka mencari solusi untuk memperbaiki keadaan tersebut. Berikut
adalah program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi putus sekolah di Indonesia
:
1.
Pendidikan
Kesetaraan / Kejar Paket A, B dan C.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3), bahwa pendidikan kesetaraan
adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum
setara SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA yang mencakup Program Paket A, Paket B, dan Paket
C.
Pendidikan Kesetaran yang meliputi
program pendidikan Paket A, B dan C ditunjukkan bagi masyarakat yang putus
sekolah yang mempunyai kesulitan sosial ekonomi seperti petani, nelayan, anak
jalanan dan lain-lain. Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang
terisolir seperti daerah perbatasan, daerah rawan bencana atau daerah yang
belum mempunyai fasilitas yang memadai dan lain-lain.
Program pendidikan kesetaraan merupakan
solusi bagi masyarakat yang tidak mengikuti atau menyelesaikan pendidikan formal karena berbagai
macam faktor dan alasan. Masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri
serta bagi mereka yang menentukan pendidikan kesetaraan atas pilihan sendiri.
Program pendidikan kesetaraan / kejar paket A, B dan C mempunyai tujuan yang
sama dengan pendidikan pada umumnya yakni meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap warga belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan yang
bermanfaat bagi diri serta bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Selanjutnya
yang dapat menyelenggarakan pendidikan kesetaraan adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Organisasi
Kemasyarakatan, Yayasan Badan Hukum atau Badan Usaha, Organisasi Keagamaa dan
lain-lain.
2.
Kartu
Indonesia Pintar (KIP)
KIP diberikan sebagai penanda dan
digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah (6-21
tahun) dari keluarga pemegang KKS untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia
Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar
(Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus.
KIP juga mencakup anak usia sekolah yang
tidak berada di sekolah seperti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) seperti anak-anak di Panti Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan
pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat dan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ditentukan oleh
Pemerintah.
KIP mendorong pengikut-sertaan anak usia
sekolah yang tidak lagi terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali
bersekolah. KIP menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai
tingkat SMA/SMK/MA.
3.
Bantuan
Operasional Sekolah ( BOS )
Pada intinya bantuan ini dirancang
pemerintah untuk membantu sekolah yang tidak mampu agar bisa menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan yng layak dan dibutuhkan siswa didiknya. Namun kadang
program ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga
penyampaiannya masih belum optimal.
4.
Bantuan
Khusus Murid (BKM)
Program pemerintah ini khusus untuk
membantu biaya bagi murid yang tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan sama
seperti anak lainnya.
5.
Program
wajib belajar 9 tahun
Dalam rangka penuntasan wajib belajar
sembilan tahun, diharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas pendidikan, pemuda
dan olahraga berupaya memberikan pendidikan gratis untuk siswa SD dan SLTP
dalam berbagai hal, sehingga tidak ada alasan bagi orang tua untuk
membiarkan putranya mengalami putus sekolah, dengan alasan ekonomi atau
kemiskinan, tempat tinggal yang jauh dari sekolah dan alasan lainnya.
6.
Pemberian
Beasiswa
Pemberian dukungan beasiswa secara
proporsional pada siswa laki-laki dan perempuan yang sedang duduk di jenjang
pendidikan SLTA yang mempunyai kemungkinan dan peluang besar untuk putus
sekolah.
7.
Beasiswa
sekolah ikatan dinas
Pendidikan tinggi kedinasan atau sekolah
ikatan dinas adalah perguruan tinggi yang diberikan pemerintah. Sekolah kedinasan
ini gratis atau tanpa biaya sampai meraih gelar tertentu. Selain diberikan
secara gratis, sesudah wisuda kamu tidak perlu mencari kerja lagi karena dinas
yang terkait dengan sekolah kedinasan secara tak langsung sudah menerima anda.
8.
Beasiswa
LPDP
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau
disingkat LPDP adalah lembaga yang rutin memberi dana beasiswa kepada siswa
Indonesia yang terbaik dalam berprestasi akademik dan juga memiliki
keterampilan lain seperti kepemimpinan dan sikap, tekad kuat dalam membangun
negeri Indonesia.
Khususnya beasiswa yang ditawarkan oleh
LPDP dalam melanjutkan pendidikan ke luar negeri, disediakan beasiwa untuk
program S2 dan S3. Beasiwa Magister dan Doktoral ini adalah beasiswa yang
dibiayai penuh oleh pemerintah Indoneisa melalui LPDP. Beasiswa ini meliputi
biaya pendidikan, biaya hidup, biaya perjalanan, asuransi kesehatan, biaya
Visa, biaya tunjangan keluarga dan biaya lainnya selama siswa menempuh
pendidikannya di luar negeri.
9.
Beasiswa
DIKTI
Beasiswa DIKTI merupakan program
beasiswa S1, beasiswa S2, hingga beasiswa S3. Tunjangan yang ditawarkan dapat
mencakup biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya perjalanan. Target Beasiswa
DIKTI mencakup mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Khususnya beasiswa
untuk pendidikan luar negeri, beasiswa DIKTI menawarkan kepada dosen, tenaga
kependidikan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri setiap tahunnya.
Universitas luar negeri yang dipilih oleh penyandang beasiswanya adalah
universitas-universitas yang sudah di akui standar kualitasnya oleh lembaga
DIKTI. Dengan demikian Universitas yang dipilih adalah universitas ternama
secara global dan berstandar intenational.
10.
Beasiswa
Unggulan Kemedikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia (Kemendikbud) menawarkan kepada masyarakat Indonesia beasiwa untuk
melanjutkan pendidikan tingkat S1, S2 dan S3. Selain beasiswa untuk melanjutkan
pendidikan dalam negeri, beasiwa ditawarkan juga untuk melanjutan pendidikan ke
Luar negeri. Salah satunya adalah program Beasiswa Masyarakat Berprestasi yang
memberi kesempatan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam menempuh pendidikan
SI, S2 dan S3 diluar negeri. Beasiswa ini meliputi biaya pendidikan, biaya
hidup, biaya visa, biaya penelitian, biaya buku, biaya tunjangan kedatangan,
biaya asuransi, biaya transport tujuan studi. Pendaftaran untuk program
beasiswa ini dibuka dua tahun sekali.
Program yang dilakukan oleh pemerintah
diatas sudah dijalankan dalam beberapa tahun kebelakang. Hasil dari upaya
pemerintah untuk menangani permasalahan putus sekolah sudah mencapai kemajuan
yang signifikan. Banyak anak yang ekonominya kurang memadai sekarang bisa
merasakan bangku sekolah seperti kebanyakan anak yang lain.
Jadi, karena dari sisi ekonomi
pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk membuat anak-anak Indonesia bisa
bersekolah lagi, sekarang tinggal saatnya kita menumbuhkan kesadaran dalam diri
kita bahwa sekolah itu penting untuk membuat masa depan yang lebih cerah dan kita
juga harus memiliki semangat yang kuat untuk tetap melanjutkan pendidikan kita.
Selain itu, pihak-pihak yang berada dekat dengan anak-anak juga harus mendukung
agar mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi.
Referensi :