Sabtu, 14 April 2018

Anak-Anak Putus Sekolah di Indonesia

Sekolah memiliki peran yang penting bagi setiap individu untuk mendapatkan bekal berupa pendidikan dan pengetahuan. Pendidikan adalah hal yang wajib yang harus di dapatkan oleh setiap anak di Indonesia. Bagaimana tidak, pendidikan bisa dikatakan menjadi modal utama untuk bisa menjalani kehidupan ini. Melalui sekolah, anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan (formal) yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Seharusnya pendidikan melalui bangku sekolah ini menjadi kebutuhan pokok yang wajib untuk di penuhi setiap orang tua kepada anak dan menjadi tanggung jawab negara. Akan tetapi, nyatanya masih banyak orang khususnya orang tua yang belum menyadari sepenuhnya mengenai pentingnya sekolah dan pendidikan sehingga tingkat putus sekolah di Indonesia masihlah sangat tinggi.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan nilai angka anak putus sekolah yang masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan pendidikan seperti yang diketahui bahwa tingginya angka anak putus sekolah di Indonesia bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka anak putus sekolah. Mari kita simak satu per satu faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi masih tingginya angka anak putus sekolah di negeri kita tercinta ini.
1.      Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan.
Faktor pertama dan utama yang menjadi penyebab masih tingginya angka anak putus sekolah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan anak-anak mengenai pentingnya pendidikan di bangku sekolah. Banyak yang beranggapan bahwa tujuan dari sekolah hanya sekedar untuk mendapatkan ijazah yang nantinya digunakan sebagai sarana memperoleh pekerjaan. Padahal nyatanya tidak. Masih banyak tujuan dan manfaat lainnya yang dapat kita peroleh melalui sekolah. Seperti, membentuk karakter dan kepribadian yang baik, mendidik anak bukan hanya agar cerdas melainkan berbudi pekerti yang baik.
2.      Fasilitas yang kurang memadai
Faktor lain yang juga menjadi alasan banyak anak yang putus sekolah ialah fasilitas pendidikan dan sekolah yang belum cukup memadai. Seperti yang kita tahu bahwa masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum lengkap fasilitas pendidikannya. Untuk menjangkau sekolah pun masih susah karena akses jalan yang sulit untuk dilalui. Atau tenaga pendidikan yang tidak mencukupi menjadi salah satu indikator penyebab masih banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah.
3.      Kondisi ekonomi keluarga yang kurang.
Faktor ekonomi sepertinya menjadi indikator penting yang sering kali menjadi penyebab mengapa banyak anak-anak yang putus sekolah. Dengan alasan ekonomi keluarga yang kurang mencukupi menyebabkan anak enggan untuk meneruskan pendidikannya dan lebih memilih untuk bekerja membantu perekonomian keluarga. Alasan ini memang tidak dapat dipungkiri karena seperti yang sudah diketahui bahwa angka kemiskinan di Indonesia cukup tinggi hal ini juga memberikan dampak yang tidak baik terhadap masa depan pendidikan anak-anak.
4.      Pergaulan yang negatif
Jika anak menjadi malas untuk sekolah, maka orang tua perlu melihat dan meneliti pergaulan sang anak. Mengapa? karena pergaulan juga bisa menjadi alasan atau penyebab anak tidak mau melanjutkan pendidikannya. Pergaulan yang kurang baik menjadikan anak malas untuk belajar dan sekolah.
5.      Latar belakang pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua yang hanya tamat sekolah dasar apalagi tidak tamat sekolah dasar, hal ini sangat berpengaruh terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknya, dan cara pandangan orang tua tentu tidak sejauh dan seluas orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.
6.      Kurangnya minat anak untuk bersekolah
Yang menyebabkan anak putus sekolah bukan hanya disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan sekolah.
Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut ilmu pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik terhadap perkembangan pendidikan anak, sehingga minat anak untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk bersekolah adalah: anak kurang mendapat perhatian dari orang tua terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat kurang.

Spesialisasi Pendidikan United Nation Children’s Fund (Unicef), Suhaeni Kudus mengatakan jika permasalahan putus sekolah yang dialami anak-anak Indonesia, 50% disebabkan oleh faktor ekonomi. Tingginya tingkat putus sekolah di Indonesia membuat pemerintah Indonesia tidak tinggal diam, tetapi mereka mencari solusi untuk memperbaiki keadaan tersebut. Berikut adalah program yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi putus sekolah di Indonesia :
1.      Pendidikan Kesetaraan / Kejar Paket A, B dan C.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (3), bahwa pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA yang mencakup Program Paket A, Paket B, dan Paket C.
Pendidikan Kesetaran yang meliputi program pendidikan Paket A, B dan C ditunjukkan bagi masyarakat yang putus sekolah yang mempunyai kesulitan sosial ekonomi seperti petani, nelayan, anak jalanan dan lain-lain. Masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang terisolir seperti daerah perbatasan, daerah rawan bencana atau daerah yang belum mempunyai fasilitas yang memadai dan lain-lain.
Program pendidikan kesetaraan merupakan solusi bagi masyarakat yang tidak mengikuti atau menyelesaikan pendidikan formal karena berbagai macam faktor dan alasan. Masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri serta bagi mereka yang menentukan pendidikan kesetaraan atas pilihan sendiri. Program pendidikan kesetaraan / kejar paket A, B dan C mempunyai tujuan yang sama dengan pendidikan pada umumnya yakni meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga belajar sehingga dapat memiliki pengetahuan yang bermanfaat bagi diri serta bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya yang dapat menyelenggarakan pendidikan kesetaraan adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Organisasi Kemasyarakatan, Yayasan Badan Hukum atau Badan Usaha, Organisasi Keagamaa dan lain-lain.
2.      Kartu Indonesia Pintar (KIP)
KIP diberikan sebagai penanda dan digunakan untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) dari keluarga pemegang KKS untuk mendapatkan manfaat Program Indonesia Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren, Kelompok Belajar (Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun Kursus. 
KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)  seperti anak-anak di Panti Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan pekerja anak dan difabel. KIP juga berlaku di Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ditentukan oleh Pemerintah. 
KIP mendorong pengikut-sertaan anak usia sekolah yang tidak lagi terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali bersekolah. KIP menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai tingkat SMA/SMK/MA.
3.      Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Pada intinya bantuan ini dirancang pemerintah untuk membantu sekolah yang tidak mampu agar bisa menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yng layak dan dibutuhkan siswa didiknya. Namun kadang program ini disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga penyampaiannya masih belum optimal.
4.      Bantuan Khusus Murid (BKM)
Program pemerintah ini khusus untuk membantu biaya bagi murid yang tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan sama seperti anak lainnya.
5.      Program wajib belajar 9 tahun
Dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun, diharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga berupaya memberikan pendidikan gratis untuk siswa SD dan SLTP dalam berbagai hal, sehingga tidak ada alasan bagi orang tua untuk membiarkan putranya mengalami putus sekolah, dengan alasan ekonomi atau kemiskinan, tempat tinggal yang jauh dari sekolah dan alasan lainnya.
6.      Pemberian Beasiswa
Pemberian dukungan beasiswa secara proporsional pada siswa laki-laki dan perempuan yang sedang duduk di jenjang pendidikan SLTA yang mempunyai kemungkinan dan peluang besar untuk putus sekolah.
7.      Beasiswa sekolah ikatan dinas
Pendidikan tinggi kedinasan atau sekolah ikatan dinas adalah perguruan tinggi yang diberikan pemerintah. Sekolah kedinasan ini gratis atau tanpa biaya sampai meraih gelar tertentu. Selain diberikan secara gratis, sesudah wisuda kamu tidak perlu mencari kerja lagi karena dinas yang terkait dengan sekolah kedinasan secara tak langsung sudah menerima anda.
8.      Beasiswa LPDP
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau disingkat LPDP adalah lembaga yang rutin memberi dana beasiswa kepada siswa Indonesia yang terbaik dalam berprestasi akademik dan juga memiliki keterampilan lain seperti kepemimpinan dan sikap, tekad kuat dalam membangun negeri Indonesia.
Khususnya beasiswa yang ditawarkan oleh LPDP dalam melanjutkan pendidikan ke luar negeri, disediakan beasiwa untuk program S2 dan S3. Beasiwa Magister dan Doktoral ini adalah beasiswa yang dibiayai penuh oleh pemerintah Indoneisa melalui LPDP. Beasiswa ini meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, biaya perjalanan, asuransi kesehatan, biaya Visa, biaya tunjangan keluarga dan biaya lainnya selama siswa menempuh pendidikannya di luar negeri.
9.      Beasiswa DIKTI
Beasiswa DIKTI merupakan program beasiswa S1, beasiswa S2, hingga beasiswa S3. Tunjangan yang ditawarkan dapat mencakup biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya perjalanan. Target Beasiswa DIKTI mencakup mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Khususnya beasiswa untuk pendidikan luar negeri, beasiswa DIKTI menawarkan kepada dosen, tenaga kependidikan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri setiap tahunnya. Universitas luar negeri yang dipilih oleh penyandang beasiswanya adalah universitas-universitas yang sudah di akui standar kualitasnya oleh lembaga DIKTI. Dengan demikian Universitas yang dipilih adalah universitas ternama secara global dan berstandar intenational.
10.  Beasiswa Unggulan Kemedikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemendikbud) menawarkan kepada masyarakat Indonesia beasiwa untuk melanjutkan pendidikan tingkat S1, S2 dan S3. Selain beasiswa untuk melanjutkan pendidikan dalam negeri, beasiwa ditawarkan juga untuk melanjutan pendidikan ke Luar negeri. Salah satunya adalah program Beasiswa Masyarakat Berprestasi yang memberi kesempatan beasiswa kepada siswa berprestasi dalam menempuh pendidikan SI, S2 dan S3 diluar negeri. Beasiswa ini meliputi biaya pendidikan, biaya hidup, biaya visa, biaya penelitian, biaya buku, biaya tunjangan kedatangan, biaya asuransi, biaya transport tujuan studi. Pendaftaran  untuk program beasiswa  ini dibuka dua tahun sekali.

Program yang dilakukan oleh pemerintah diatas sudah dijalankan dalam beberapa tahun kebelakang. Hasil dari upaya pemerintah untuk menangani permasalahan putus sekolah sudah mencapai kemajuan yang signifikan. Banyak anak yang ekonominya kurang memadai sekarang bisa merasakan bangku sekolah seperti kebanyakan anak yang lain.

Jadi, karena dari sisi ekonomi pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk membuat anak-anak Indonesia bisa bersekolah lagi, sekarang tinggal saatnya kita menumbuhkan kesadaran dalam diri kita bahwa sekolah itu penting untuk membuat masa depan yang lebih cerah dan kita juga harus memiliki semangat yang kuat untuk tetap melanjutkan pendidikan kita. Selain itu, pihak-pihak yang berada dekat dengan anak-anak juga harus mendukung agar mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi.


Referensi :