1. Kekurangan Perusahaan Perseorangan
·
Usaha sulit berkembang karena modal usaha kecil.
·
Kerugian perusahaan ditanggung oleh pemilik.
·
Sulit memperoleh pinjaman karena perusahaan tidak berbadan
hukum.
·
Kelangsungan perusahaan bergantung pada pemilik.
·
Tanggung jawab tidak terbatas pada modal. Artinya, harta pribadi
pemilik dapat dipakai membayar utang.
·
Tanggung jawab dan risiko ditanggung sendiri.
Dilihat dari kekurangan perusahaan perseorangan tersebut maka dari itu banyak
orang yang merubah bentuk usahanya ke PT. karena bentuk usaha PT dianggap lebih
menguntungkan bagi mereka.
2. Alasan kenapa bentuk usaha
koperasi cocok dengan bentuk usaha orang Indonesia adalah Karena landasan
negara Indonesia adalah gotong royong. Berdasarkan pengalaman,
kegiatan saling membantu (gotong royong, solidaritas, dan perhitungan
ekonomi) diantara individu dan usaha akan lebih berhasil mengatasi permasalahan
baik sosial maupun ekonomi. Apalagi dalam menghadapi ekonomi pasar dimana
persaingan pasar sangat ketat akan menyebabkan UKM semakin tidak berdaya.
Dalam ketidak berdayaan ekonomi seperti ini kekuatan-kekuatan
ekonomi seperti usaha besar akan menguasai UKM baik dalam pemasaran hasil
produksi maupun dalam penyediaan sarana-sarana produksi.
Hal ini menyebabkan usaha-usaha kecil dan
menengah harus bergabung dalam suatu wadah (organisasi), dengan saling membantu
dan bekerja sama tidak saja untuk menghadapi oligopolies dan monopolis,
tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan memasarkan hasil
produksinya. Organisasi tersebut dinamakan koperasi. Dalam bab ini akan
diuraikan sejarah perintisan perkembangan organisasi koperasi yang dimulai dari
Eropa dan disebar luaskan keseluruh dunia termasuk Indonesia.
Para
pelopor koperasi telah berhasil memprakarsai organisasi-organisasi
koperasi dan mengembangkan gerakan koperasi, gagasannya dan mengembangkan
struktur organisasi koperasi tertentu terutama yang dapat diadaptasikan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan khusus dan pada situasi
nyata dari kelompok-kelompok orang-orang yang berbeda lingkungan ekonomis dan
social budaya. Mereka dalam mendirikan tipe koperasi tertentu dengan melalui
proses “trial and errors” yang akhirnya berhasil membentuk organisasi koperasi.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi inovatif sebagai pemrakarsa – pemrakarsa
sebagai pengusaha-pengusaha koperasi yang membuka jalaln disebut promotor
koperasi.
3. Untuk
mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha terlebih dahulu perlu
menghayati faktor-faktor usaha, juga harus dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pemahaman dan penghayatan terhadap faktor-faktor usaha, sangat
penting dalam merealisasikan pendirian usaha, simaklah uraian berikut ini:
a.
Alam
Faktor alam yang perlu dipelajari oleh calon
wirausaha, antara lain: tanah, sumber air, bahan mentah atau bahan baku,
bangunan atau pabarik, dan sebagainya;
b.
Modal
usaha
Faktor modal usaha yang perlu dipelajari oleh
calon wirausaha, menyangkut pembiayaan kegiatan usaha dan pembangunan;
c.
Keterampilan
usaha
Faktor keterampilan usaha yang perlu dimiliki
oleh calon wirausaha, antara lain: keahlian, kemampuan teknis, pengetahuan,
teknologi dan sebagainya; dan
d.
Tenaga
kerja
Faktor tenaga kerja sangatlah penting. Sumber
tenaga kerja dapat diambil dari keluarga sendiri, variable yang menyatakan
tingkat kemampuan calon wirausaha dalam mengendalikan persiapan pendirian
usahanya.
1.
Faktor lingkungan internal
dan eksternal
Selain itu, dalam pendirian usaha perlu juga
diperhatikan faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal.
a. Faktor lingkungan internal
Berikut ini diberikan
uraian ringkas tentang factor-faktor yang termasuk ke dalam factor lingkungan
internal
1) Sumber daya finansial
Di dalam mempersiapakan
pendirian usaha, factor finansial hendaknya disiapkan dan diuraikan berdasarkan
kebutuhannya.
2) Sasaran dan tujuan
Calon wirausaha yang akan
mendirikan usaha, terlebih dahulu harus menetapkan sasaran dan tujuan usahanya.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui target-target yang harus dicapai, kemajuan
dan perkembangannya.
3) Manajemen usaha
Calon wirausaha harus
menyusun tim manajemen yang efektif dan efisien serta bertanggungjawab untuk
mengimplementasikan dan merealisasikan pendirian usaha.
4) Pemasok
Pemasok yang digunakan
harus didasarkan pada factor-faktor penunjangnya seperti harganya, waktu
penyerahannya, kualitas bahan bakunya dan sebagainya.
b. Faktor lingkungan eksternal
Factor lingkungan eksternal
akan menunjang keberhasilan dalam merealisasikan pendirian usaha. Factor
lingkungan eksternal meliputi hal-hal berikut ini.
1) Kebudayaan
Calon wirausaha yang akan
mendirikan usaha harus mempertimbangkan pergeseran populasi menurut demografi
dan budaya masyarakat. Misalnya, dampak ledakan penduduk, perubahan sikap
penduduk, kesehatannya, tuntutannya, adat istiadat dan sebagainya.
2) Persoalan hukum
Dalam mempersiapkan
pendirian usaha, biasanya calon wirausaha banyak menghadapi persoalan hokum,
misalnya pendirian usaha. Di sini calon wirausaha harus bersiap-siap untuk
dapat mengurus dan mengatasi perizinan usaha dan persoalan hokum lainnya.
3) Perekonomian
Dalam rangka mempersiapakan
pendirian usaha, calon wirausaha harus memperhatikan dan mempertimbangkan
perubahan dalam pendapatan nasional bruto pengangguran menurut daerah geografis
dan sebagainya.
4) Teknologi
Calon wirausaha yang
mempersiapkan pendirian usaha, harus mempertimbangkan adanya perkembangan
teknologi baru yang mungkin akan mempengaruhi pembuatan produk dan perkembangan
usahanya.
5) Persaingan
Calon wirausaha yang akan
mempersiapakan pendirian usaha, sebagian besar selalu menghadapi ancaman
persaingan dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah lama berdiri. Di
sini calon wirausaha harus
bersiap-siap merencanakan strategi yang paling efektif dan tepat untuk
menghadapi persaingan, khususnya dalam bidang pemasaran.
6) Permintaan
Seperti kita ketahui,
sebagian besar produk akan mengikuti daur hidupnya. Berbagai tahap dari daur
hidup produknya, biasanya berhubungan dengan pertumbuhan permintaan, penurunan
permintaan dan sebagainya. Di sini calon wirausaha harus membuat persiapan cara
mengatasi berbagai perubahan dalam permintaan produk. Cara yang dapat
dijalankan calon wirausaha ialah menetapkan saluran distribusi yang tepat,
promosi, harga produk, modal produk, manfaat produk dan sebagainya.
7) Bahan mentah atau bahan baku
Dalam mempersiapkan
pendirian usaha, calon wirausaha harus memperhatikan sumber bahan mentah atau
bahan baku. Gagasan terbaik dalam mengatasi bahan mentah ialah membentuk
hubungan yang kuat dengan pemasok dan mewaspadai adanya ancaman kelangkaan
bahan mentah.
c. Faktor-faktor lain
Apabila seorang calon
wirausaha mempunyai gagasan atau ide dalam mempersiapkan pendirian usahanya,
maka dia harus mencari factor-faktor yang dapat mendorong gagasan atau idenya
itu. Factor-faktor tersebut antara lain dapat berupa dukungan keluarga, teman,
pengalaman, keuangan, keadaan ekonomi, keadaan lapangan kerja, sumber daya yang
tersedia dan sebagainya. Adapun factor-faktor lain yang cukup berpengaruh yaitu
pertimbangan pengalaman dengan spirit, energy dan rasa optimis mengelola usaha,
antara lain sebagai berikut:
1) Personal
Factor personal menyangkut
aspek-aspek kepribadian calon wirausaha yang akan mendirikan usaha.
2) Sociological
Factor sociological
menyangkut masalah hubungan calon wirausaha yang akan mendirikan usaha dengan
dukungan keluarga, teman dan sebagainya.
3) Environmental
Faktor environmental
menyangkut hubungan calon wirausaha yang akan mempersiapkan pendirian usaha
dengan lingkungan (Bygrave,
1994).
referensi :
http://heriwahyudirachman.blogspot.co.id/2013/11/bab-i-mempersiapkan-pendirian-usaha-a.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar