Rabu, 18 Oktober 2017

Tugas 2

1.     Kekurangan Perusahaan Perseorangan
·        Usaha sulit berkembang karena modal usaha kecil.

·        Kerugian perusahaan ditanggung oleh pemilik.

·        Sulit memperoleh pinjaman karena perusahaan tidak berbadan hukum.

·        Kelangsungan perusahaan bergantung pada pemilik.

·        Tanggung jawab tidak terbatas pada modal. Artinya, harta pribadi pemilik dapat dipakai membayar utang.

·        Tanggung jawab dan risiko ditanggung sendiri.
Dilihat dari kekurangan perusahaan perseorangan tersebut maka dari itu banyak orang yang merubah bentuk usahanya ke PT. karena bentuk usaha PT dianggap lebih menguntungkan bagi mereka.

  



 2.  Alasan kenapa bentuk usaha koperasi cocok dengan bentuk usaha orang Indonesia adalah Karena landasan negara Indonesia adalah gotong royong. Berdasarkan pengalaman, kegiatan saling membantu (gotong royong, solidaritas, dan perhitungan  ekonomi) diantara individu dan usaha akan lebih berhasil mengatasi permasalahan baik sosial maupun  ekonomi. Apalagi dalam menghadapi ekonomi pasar dimana persaingan pasar sangat ketat akan menyebabkan  UKM semakin tidak berdaya. Dalam ketidak berdayaan ekonomi seperti ini  kekuatan-kekuatan ekonomi  seperti usaha besar akan menguasai UKM baik dalam pemasaran hasil produksi maupun dalam penyediaan  sarana-sarana produksi. 

Hal ini menyebabkan usaha-usaha kecil dan  menengah harus bergabung dalam suatu wadah (organisasi), dengan saling membantu dan bekerja  sama tidak saja untuk menghadapi oligopolies dan monopolis, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berproduksi dan memasarkan hasil produksinya. Organisasi tersebut dinamakan koperasi. Dalam bab ini akan diuraikan sejarah perintisan perkembangan organisasi koperasi yang dimulai dari Eropa dan disebar luaskan keseluruh dunia termasuk Indonesia. 
Para pelopor koperasi telah berhasil memprakarsai organisasi-organisasi  koperasi dan mengembangkan gerakan koperasi, gagasannya dan mengembangkan struktur organisasi koperasi tertentu terutama yang dapat diadaptasikan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan khusus dan pada situasi nyata dari kelompok-kelompok orang-orang yang berbeda lingkungan ekonomis dan social budaya. Mereka dalam mendirikan tipe koperasi tertentu dengan melalui proses “trial and errors” yang akhirnya berhasil membentuk organisasi koperasi. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi inovatif sebagai pemrakarsa – pemrakarsa sebagai pengusaha-pengusaha koperasi yang membuka jalaln disebut  promotor koperasi. 






3.     Untuk mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha terlebih dahulu perlu menghayati faktor-faktor usaha, juga harus dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman dan penghayatan terhadap faktor-faktor usaha, sangat penting dalam merealisasikan pendirian usaha, simaklah uraian berikut ini:
a.       Alam
Faktor alam yang perlu dipelajari oleh calon wirausaha, antara lain: tanah, sumber air, bahan mentah atau bahan baku, bangunan atau pabarik, dan sebagainya;
b.      Modal usaha
Faktor modal usaha yang perlu dipelajari oleh calon wirausaha, menyangkut pembiayaan kegiatan usaha dan pembangunan;
c.       Keterampilan usaha
Faktor keterampilan usaha yang perlu dimiliki oleh calon wirausaha, antara lain: keahlian, kemampuan teknis, pengetahuan, teknologi dan sebagainya; dan
d.      Tenaga kerja
Faktor tenaga kerja sangatlah penting. Sumber tenaga kerja dapat diambil dari keluarga sendiri, variable yang menyatakan tingkat kemampuan calon wirausaha dalam mengendalikan persiapan pendirian usahanya.
1.       Faktor lingkungan internal dan eksternal
Selain itu, dalam pendirian usaha perlu juga diperhatikan faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal.
a.       Faktor lingkungan internal
Berikut ini diberikan uraian ringkas tentang factor-faktor yang termasuk ke dalam factor lingkungan internal
1)      Sumber daya finansial
Di dalam mempersiapakan pendirian usaha, factor finansial hendaknya disiapkan dan diuraikan berdasarkan kebutuhannya.
2)      Sasaran dan tujuan
Calon wirausaha yang akan mendirikan usaha, terlebih dahulu harus menetapkan sasaran dan tujuan usahanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui target-target yang harus dicapai, kemajuan dan perkembangannya.
3)      Manajemen usaha
Calon wirausaha harus menyusun tim manajemen yang efektif dan efisien serta bertanggungjawab untuk mengimplementasikan dan merealisasikan pendirian usaha.
4)      Pemasok
Pemasok yang digunakan harus didasarkan pada factor-faktor penunjangnya seperti harganya, waktu penyerahannya, kualitas bahan bakunya dan sebagainya.
b.      Faktor lingkungan eksternal
Factor lingkungan eksternal akan menunjang keberhasilan dalam merealisasikan pendirian usaha. Factor lingkungan eksternal meliputi hal-hal berikut ini.
1)      Kebudayaan
Calon wirausaha yang akan mendirikan usaha harus mempertimbangkan pergeseran populasi menurut demografi dan budaya masyarakat. Misalnya, dampak ledakan penduduk, perubahan sikap penduduk, kesehatannya, tuntutannya, adat istiadat dan sebagainya.
2)      Persoalan hukum
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, biasanya calon wirausaha banyak menghadapi persoalan hokum, misalnya pendirian usaha. Di sini calon wirausaha harus bersiap-siap untuk dapat mengurus dan mengatasi perizinan usaha dan persoalan hokum lainnya.
3)      Perekonomian
Dalam rangka mempersiapakan pendirian usaha, calon wirausaha harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan dalam pendapatan nasional bruto pengangguran menurut daerah geografis dan sebagainya.
4)      Teknologi
Calon wirausaha yang mempersiapkan pendirian usaha, harus mempertimbangkan adanya perkembangan teknologi baru yang mungkin akan mempengaruhi pembuatan produk dan perkembangan usahanya.
5)      Persaingan
Calon wirausaha yang akan mempersiapakan pendirian usaha, sebagian besar selalu menghadapi ancaman persaingan dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah lama berdiri. Di sini  calon wirausaha harus bersiap-siap merencanakan strategi yang paling efektif dan tepat untuk menghadapi persaingan, khususnya dalam bidang pemasaran.
6)      Permintaan
Seperti kita ketahui, sebagian besar produk akan mengikuti daur hidupnya. Berbagai tahap dari daur hidup produknya, biasanya berhubungan dengan pertumbuhan permintaan, penurunan permintaan dan sebagainya. Di sini calon wirausaha harus membuat persiapan cara mengatasi berbagai perubahan dalam permintaan produk. Cara yang dapat dijalankan calon wirausaha ialah menetapkan saluran distribusi yang tepat, promosi, harga produk, modal produk, manfaat produk dan sebagainya.
7)      Bahan mentah atau bahan baku
Dalam mempersiapkan pendirian usaha, calon wirausaha harus memperhatikan sumber bahan mentah atau bahan baku. Gagasan terbaik dalam mengatasi bahan mentah ialah membentuk hubungan yang kuat dengan pemasok dan mewaspadai adanya ancaman kelangkaan bahan mentah.
c.       Faktor-faktor lain
Apabila seorang calon wirausaha mempunyai gagasan atau ide dalam mempersiapkan pendirian usahanya, maka dia harus mencari factor-faktor yang dapat mendorong gagasan atau idenya itu. Factor-faktor tersebut antara lain dapat berupa dukungan keluarga, teman, pengalaman, keuangan, keadaan ekonomi, keadaan lapangan kerja, sumber daya yang tersedia dan sebagainya. Adapun factor-faktor lain yang cukup berpengaruh yaitu pertimbangan pengalaman dengan spirit, energy dan rasa optimis mengelola usaha, antara lain sebagai berikut:
1)      Personal
Factor personal menyangkut aspek-aspek kepribadian calon wirausaha yang akan mendirikan usaha.
2)      Sociological
Factor sociological menyangkut masalah hubungan calon wirausaha yang akan mendirikan usaha dengan dukungan keluarga, teman dan sebagainya.
3)      Environmental
Faktor environmental menyangkut hubungan calon wirausaha yang akan mempersiapkan pendirian usaha dengan lingkungan (Bygrave, 1994).



referensi :



http://heriwahyudirachman.blogspot.co.id/2013/11/bab-i-mempersiapkan-pendirian-usaha-a.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar